Setelah
short trip di Singapore, kami naik bus Starmart Express menuju ke
Malacca, Malaysia. Sampai di terminal Melaka Sentral jam 5 sore. Masih terang benderang, di Singapore dan Malaysia ini bahkan jam 7 malem aja masih terang, hehe. Tak lupa saya membeli tiket bus ke Kuala Lumpur untuk jadwal keesokan harinya, karena kami takut keabisan kalo belinya pas hari H. Kami melanjutkan perjalanan ke pusat kota Malacca dengan naik bus Panorama no.17 dan berhenti di halte Bangunan Merah. Halte ini masuk area Red Square, dan disana banyak terdapat deretan bangunan warna merah peninggalan jaman Belanda yang pernah berkuasa di daerah Malacca. Btw, Malacca ini dulunya secara bergantian dikuasai Portugis, Inggris, dan Belanda.
Kami gak langsung mencari alamat hostel di area Jalan Kota Laksamana, tapi selfie dulu di area Red Square ini mumpung masih terang. Yang paling terkenal adalah Stadthuys. Bangunan ini dibangun sekitar tahun 1650an dan pada masa itu dijadikan sebagai kantor gubernur Belanda. Selain itu, disini saya juga foto-foto di beberapa spot seperti Christ Church Melaka, Melaka Art Gallery, Malaysia Youth Museum, Tang Beng Swee Clock Tower, Melaka River, Casa del Rio, Queen Victoria's Fountain, Kincir Angin, dan Malacca Sultanate Watermill. Di depan Stadthuys, saya membeli suvenir gantungan kunci yang murah meriah. Senang akhirnya bisa beli suvenir murah buat oleh-oleh, hehe di Singapore suvenirnya cukup mehong. Menjelang malam, kami mencari tempat makan yang murah. Sayangnya saya lupa nama restonya apa, yang jual orang India. Malam itu kami makan nasi ayam dan teh susu. Menu yang saya makan ini strong banget rempah-rempahnya, dan sangat pedas.
|
Stadthuys |
|
Malacca Sultanate Watermill |
|
Christ Church Melaka |
|
Queen Victoria's Fountain |
|
Tang Beng Swee Clock Tower |
|
Kincir Angin di area Red Square |
Kenyang makan dan istirahat sejenak, kami jalan kaki mencari alamat hostel dengan menyusuri Jonker Street yang merupakan pusat night life nya
kota Malacca, menuju ke arah jalan Kota Laksamana dan sampailah kami di The Cardamom Hostel. Hostel ini homey banget, berasa dirumah sendiri. Nyaman lah pokoknya, harganya juga murah, waktu booking onlen saya dapat harga sekitar 70 ribuan rupiah aja per malamnya.
|
Nasi ayam dan teh susu. Strong banget rempahnya |
|
Penjimatan? :D :D |
Paginya kami check-out dan poto-poto lagi dalam perjalanan jalan kaki menuju halte Bangunan Merah. Dari halte ini, kami naik bus Panorama untuk menuju ke terminal Melaka Sentral. Kami gak langsung menuju terminal sih, bisnya muter dulu mengelilingi kota Malacca selama kurang lebih 1 jam. Asyik juga sih melihat kota Malacca selama 1 jam dari dalam bus. Untung kami udah check-out dari pagi hari jadi mau keliling keliling juga ga papa, itung-itung tur murmer karena naik bus ini cuma RM2 jauh deket, hehe. Selama perjalanan dengan bus ini saya memotret beberapa tulisan-tulisan lucu (udah sejak di Singapore saya demen sekali memotret kata-kata Melayu yang lucu-lucu, hihi). Setelah sampai di terminal Melaka Sentral, kami naik bus Transnational Ekspres menuju ke
Kuala Lumpur, Malaysia.
Location Map:
Baca Juga