Jalan-jalan ke Tempat Wisata Populer di Makassar: Pantai Losari, Fort Rotterdam, dan Somba Opu - Catatan Ika

cat-headercat-header

Jalan-jalan ke Tempat Wisata Populer di Makassar: Pantai Losari, Fort Rotterdam, dan Somba Opu

Saya dan seorang teman ngetrip bareng ke Tana Toraja dan Makassar di Sulawesi Selatan. Kami terbang dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta dan sampai di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada malam hari. Malam itu juga kami dijemput oleh driver bis Bintang Timur yang seat nya sudah kami booking via call. Nah, perjalanan lengkap trip di Tana Toraja dapat teman-teman baca mulai dari trip di Kete Kesu dan Gantiri ya, lalu berlanjut ke Kambira Baby Grave, Tampang Allo, Suaya, Buntu Burake, Batu Lemo, dan Londa. Hampir semua tempat wisata tersebut merupakan tempat wisata kuburan ya gaess, hehe... cucok buat kamu-kamu yang pengen wisata ekstrim, anti mainstream lah pokoknya, meet the skeletons :D.

Pantai Losari

Nah, kami balik ke Makassar dari Rantepao, Toraja Utara pada malam hari dengan bis Bintang Timur dan makan waktu 8 jam, jadi kami sampai di Makassar pada dini hari. Karena masih dini hari, kami bisa diturunin di kota dan ga perlu kejauhan diturunin di Terminal Daya. Kami turun di depan Universitas Empat Lima, lalu lanjut naik taxi sampai area Pantai Losari, karena pete-pete (angkot) baru beroperasi jam 6 pagi. Tapi itulah sisi horenya, Karena masih terlalu pagi, jadi belum ada orang,, hahahayyy walhasil kami pun puas selfie dengan background "bersih" didepan tulisan-tulisan Makassar, City of Makassar, Bugis, dan Pantai Losari. Pokoknya belum ke Makassar kalo belum foto di Pantai Losari. Pantai ini sangat terkenal dan merupakan tempat wisata paling populer di Makassar, jadi biasanya area ini sangat ramai. Ah ya, dikawasan Pantai Losari ini ada masjid apung, imitasi kapal Phinisi, dan tugu Adipura juga. Dari sini teman saya pengen banget ke Stadion Andi Mattalatta. Sebenarnya saya kurang minat sih soalnya ga demen nonton sepakbola, tapi sebagai teman yang baik ya saya temani deh pastinya :D. Kami jalan kaki sejauh kira-kira 2 kilometer ke Stadion Andi Mattalatta. Kenapa jalan? karena ga ada angkot yang kearah ini karena rutenya one way kalo dari Pantai Losari.

Asyiknya selfie pagi-pagi, masih sepii :D

Ada kapal Phinisi di Pantai Losari 

Setiba di stadion, teman saya senang sekali karena keinginannya kesampaian. Saya malah milih duduk duduk santai aja sambil melepas lelah. Dari stadion ini kami memutuskan untuk sekalian ke Fort Rotterdam. Kami naik angkot dengan tarif 5000 rupiah saja untuk menuju ke Fort Rotterdam atau yang juga disebut Benteng Ujung Pandang. Benteng ini merupakan salah satu landmark Makassar. Didalamnya terdapat museum tapi kami ga masuk karena museum tutup pada hari Senin. Sayang banget sih sebenarnya, kapan lagi ke Fort Rotterdam. Tapi tak apalah, kami cukup foto-foto kece aja di depan bangunan bersejarah ini tanda kami pernah menyambangi lokasi ini (walaupun ga masuk #hiks).

Stadion Andi Mattalatta

Fort Rotterdam, atau yang disebut Benteng Ujung Pandang

For your information, benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa yang saat itu berkuasa. Namun benteng bersejarah ini jatuh ke tangan Belanda karena adanya perjanjian Bungayya. Sejak ditempati pasukan Belanda, benteng ini berubah nama menjadi Fort Rotterdam.

Dari benteng Fort Rotterdam, kami jalan kaki ke Somba Opu karena jaraknya dekat. Tapi ditengah perjalanan, kami melapar dan mampir dulu ke sebuah warung yang menjual menu nasi kuning. Nasi kuning adalah salah satu makanan khas Makassar yang sayang untuk dilewatkan. Porsinya banyak dan enak, walau harganya cukup mehong juga di kantong kami yaitu 30 ribu rupiah. Nah setelah kenyang, kami lanjut jalan gaess,, energinya udah 100% lagi abis makan, hohohoho.

Nasi Kuning khas Makassar

Sampailah kami di area Somba Opu yang terkenal sebagai lokasi oleh-oleh atau suvenir khas Makassar. Banyak sekali toko yang menjual aneka barang disini dari mulai kaos, ganci, barang-barang kerajinan, dll. Tapi yang mengherankan, toko emas juga ga kalah banyaknya di sepanjang jalan ini. Di Somba Opu saya membeli kaos bertuliskan "Makassar" dan juga gantungan kunci. Entah kenapa, saya suka sekali membeli gantungan kunci di setiap tempat wisata yang saya kunjungi. Tapi semisal ga ada ganci ya ga papa juga sih, seadanya aja :D. 

Puas beli suvenir, kami langsung ke hostel Harmoni Inn untuk check-in dan tepar. Hostel ini letaknya strategis, mudah ditemukan di jalan Nusantara. Disekitar hostel ini banyak tempat makan dan toko kecil juga, jadi menurut saya cukup yes lah. Selain itu harganya juga murah dan ada free wifi dan free breakfast. Sorenya saya menjelajah sedikit area jalan Nusantara ini dan juga mampir ke sebuah rumah makan bernama Coto Nusantara untuk menikmati coto asli Makassar, hehehe. Kesampaian deh cita-cita makan Coto Makassar langsung di Makassar. Menjelang maghrib saya balik ke hostel dan langsung tepar.

Yes! Berhasil makan Coto Makassar langsung di Makassar :D

Paginya, tanggal 8 Maret 2016, kami packing dan bersiap untuk check-out lalu menuju ke Bandara Sultan Hasanuddin. Dari hostel Harmoni Inn kami jalan kaki ke halte bus didekat hostel. Di halte bus ini kami naik bus Damri khusus bandara. Tarifnya menurut saya murah, cukup 27 ribu saja. Sampai di Bandara Sultan Hasanuddin, kami harus menunggu kira-kira 2 jam sampai waktu boarding. Nah, sambil menunggu tak ada salahnya selfie di bandara internasional yang kece ini :D.

Bandara Sultan Hasanuddin Makassar

By the way, saya puas banget mbolang di Tana Toraja dan Makassar, Sulawesi Selatan. Hal yang paling saya suka adalah saya nggak menemukan pengamen dimana-mana (sumpeee.. ga ada pengamen!), toilet umum gratis dimana-mana (di jowo mah pipis aja 2000), dan angkotnya jujur soal tarif dan rute (ga ada yang mark-up tarif, dan kalau ditanya soal rute bakal ngasi arah yang jelas). Selain itu porsi makanan selalu banyak (ini yang paling penting gan!).

Tak terasa 3 jam kami berada di pesawat, dan akhirnya kami mendarat dengan selamat di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Dari sini kami musti ke Terminal Jombor untuk mencari bus ke Semarang. Nah rutenya mudah saja, kami naik bus Trans Jogja nomer 3A dari bandara ke Terminal Condong Catur, lalu lanjut naik bus koridor 2A turun di Terminal Jombor. Dari sini kami langsung cuss pulang naik bus patas Ramayana menuju Semarang. Yeaaah!!

Location Map:
Baca Juga