Yuk jalan-jalan lagi ke luar kota naik kereta. Kali ini saya dan Daniel dolan ke kota Pekalongan, sebuah kota di Jawa Tengah yang mendapat julukan Kota Batik. Pekalongan adalah kota pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO. Walaupun saya tinggal di Jawa Tengah, namun saya belum pernah berwisata ke kota Pekalongan. Jadi mumpung Daniel disini, saya ajak dia ke kota Batik ini. Pekalongan berjarak 101 km di sebelah barat kota Semarang. Kota ini dikenal sebagai Kota Batik karena batiknya mempunyai motif yang khas dan variatif. Langsung aja cusss ini catatan tripnya.
|
Museum Batik Pekalongan |
Kami berangkat dari Stasiun Semarang Poncol jam 08:55 WIB dengan kereta Kaligung. Perjalanan ini tidak memakan waktu lama, hanya 1 jam saja dan pada jam 10:11 WIB kami tiba di Stasiun Pekalongan. Kereta Kaligung ini bersih dan luas, recommended buat yang mau berwisata ke Pekalongan.
|
Kereta Kaligung |
|
Yay, mau dolan ke Pekalongan |
|
Di depan Museum Batik |
Sesampainya di Stasiun Pekalongan, tanpa ba bi bu, saya langsung order GoCar untuk menuju ke Museum Batik. Yess, ini adalah tujuan wisata kami hari ini. Museum Batik Pekalongan beralamat di Jl. Jetayu No. 1, Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51141. Museum ini buka setiap hari mulai jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Museum Batik didirikan pada tahun 1972, tepatnya pada tanggal 12 Juli 1972. Wow ternyata sudah cukup lama yaa, saya nyesel kenapa baru tau museum ini sekarang, itupun saya tau karena ada kerabat saya yang mengunjungi museum ini bulan lalu. Saya pun auto penasaran dong, hehe.
|
Ruang Utama |
|
Koleksi Lilin |
|
Ini lo bedanya... |
Museum Batik hanya berjarak sekitar 4 km saja dari stasiun, cukup dekat kan. Begitu sampai di depan museum, Daniel langsung minta difotoin, hehe. Kami membayar tiket masuk murmer sebesar Rp.5000 untuk WNI dan Rp.10.000 untuk WNA. Kebetulan ada seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman UNY yang sedang magang sebagai guide di museum ini. Mbak tersebut langsung sumringah begitu tau Daniel orang Jerman. Kami pun diantar oleh guide tersebut ke setiap ruangan koleksi batik dan Daniel dengan hepi mendengarkan setiap penjelasan dari guide tersebut. Mantap sih mbaknya ngerti banyak soal batik di museum ini. Good job, mbak! 😁
|
Mendengarkan tour guide dengan seksama |
Museum ini memiliki koleksi batik sebanyak 1149 batik dari seluruh daerah di Indonesia. Didalamnya terdapat koleksi batik yang sudah berusia ratusan tahun, alat tenun tradisional, wajan batik tulis dan aneka bahan pembuat lilin atau malam, koleksi canting, ruang workshop batik dimana pengunjung bisa belajar membatik, ruang perpustakaan, dll. Berikut ini beberapa foto koleksi batiknya.
Terdapat tiga ruang utama didalam museum ini. Ruang utama dipakai untuk koleksi batik khas daerah pesisir Jawa, antara lain: batik Rembang, Cirebon, Pekalongan, dan Batang. Ada juga koleksi canting. Canting adalah alat yang digunakan dalam proses membatik. Berikutnya adalah ruang kedua yang dipakai untuk koleksi batik sumbangan pejabat, dan ruang ketiga yang digunakan untuk memamerkan koleksi batik dari berbagai wilayah misalnya: Banten, Garut, Madura, Indramayu, Kalimantan, dan bahkan Papua. Wow kereen, ini pertama kalinya saya melihat batik yang berasal dari luar Jawa. Nah karena memiliki koleksi dari berbagai daerah, maka ruang ketiga ini disebut juga Ruang Batik Nusantara.
|
Ruang Batik Nusantara |
|
Ada taman yang kece |
|
Sertifikat yang diperoleh Museum Batik |
|
Koleksi Canting |
Disini juga dijelaskan perbedaan antara Batik Tulis, Batik Cap, dan Kain Printing Motif Batik. Batik yang terbaik adalah batik buatan tangan yang menggunakan teknik tulis karena batik tersebut motifnya lebih dinamis dan variatif. Berikutnya, di ruang workshop, kami senang sekali bisa belajar membatik. It is all free! Yes, tidak dipungut biaya untuk belajar membatik di Museum Batik. Jadi bila sedang ke museum ini, jangan lewatkan kesempatan belajar membatik ya gaess 😊.
|
Bule belajar membatik 😀 |
Daniel sebagai penggemar baju batik sangat antusias belajar cara membatik. Wajan, canting, dan lilin sudah dipersiapkan sebelumnya. Disini kami dapat kain putih sebagai media membatik. Mulai deh dengan sedikit nervous saya mulai menggambar dan melanjutkan dengan proses membatik. Ternyata memang tidak mudah gaess, harus sabar, hehe. Kami sangat menikmati proses tersebut dan akhirnya "karya" kami jadi juga. Ini hasilnya, ya harap maklum kalau tidak bagus, maklum kami tidak berbakat menggambar, hehe 😆. Karya membatik dari workshop ini bisa dibawa pulang. Buat kami, ini malah menjadi suvenir unik yang tak terlupakan.
|
Hasil "karya" kami 😅 |
|
Ndak bakat menggambar 😆 |
Oh ya, disini juga dijual suvenir, kita bisa membeli dompet, gantungan kunci, dan pernak-pernik lainnya. Kami membeli 2 dompet dengan motif batik yang bertuliskan Museum Batik. Keluar dari Museum Batik, kami menyeberang jalan dan foto-foto sebentar di Taman Batik.
|
Taman Batik di seberang Museum Batik |
Perut mulai melapar dan kami melirik jam, oh ternyata memang sudah waktunya makan siang. Nah kalo berwisata ke Pekalongan, tak lengkap rasanya bila tak mencoba kuliner khas Pekalongan. Driver GoCar merekomendasikan sebuah tempat makan bernama Warung Makan "Tjukup". Alamatnya ada di Jl. Manggis No. 10, Pekalongan. Disini kami memesan menu khas Pekalongan yaitu Nasi Megono dan Garang Asem. Harganya murmer, untuk seporsi nasi megono harganya Rp.5000 dan seporsi garang asem harganya Rp.20.000. Harga terjangkau, rasa lezat dan enak, pokoknya recommended! 😀
|
Nasi Megono dan Garang Asem di Warung Makan "Tjukup" |
|
Penampakan garang asem dari dekat 😋 |
Setelah kenyang kami lanjut dolan ke Pasar Grosir Setono. Disini kita bisa membeli baju batik dengan harga yang reasonable. Beralamat di Jl. Dr. Sutomo No. 1-2, Karangmalang, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Pasar batik ini buka setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Jaraknya dari Museum Batik kurang lebih 5 km saja. Daniel membeli beberapa baju batik dan kami dapat diskon yang lumayan disini 😁.
|
Bule belanja batik di Pasar Setono |
Nah karena waktu kami di Pekalongan masih panjang, kami lanjut nge-mall ke salah satu pusat perbelanjaan di Pekalongan, yaitu Plaza Pekalongan. Plaza Pekalongan adalah pusat perbelanjaan terbesar di Pekalongan dan beralamat di Jl. Nusantara No. 5, Keputran, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Buka dari jam 10 pagi sampai 9 malam. Disini kami jalan-jalan melihat toko-toko di setiap lantai. Kami juga ke Hypermart nya dan seperti biasa Daniel paling hepi kalo lihat-lihat bagian grocery 😄. Kami membeli beberapa snack untuk cemilan nanti pas di kereta. Sekitar 30 menitan di mall ini, kami melapar lagi. Akhirnya kami ke CFC yang ada di mall ini dan memesan menu paket Californian Burger. Paket ini berisi chicken burger, french fries, dan coke. Sebelumnya saya belum pernah masuk ke CFC. Ini adalah pertama kalinya saya makan menu CFC 😅.
|
Pertama kali makan di CFC |
Tak terasa sudah sore, kami order GoCar untuk ke Stasiun Pekalongan. Jaraknya dari Plaza Pekalongan hanya sekitar 2,5 km. Kami naik kereta Kaligung yang berangkat jam 17:45 WIB dan sampai di Stasiun Semarang Poncol jam 19:00 WIB.
|
Pulang ke Semarang dengan kereta Kaligung |
Senang sekali kami hari ini piknik ke kota Pekalongan. Kami hepi bisa dapat kesempatan belajar membatik di Museum Batik, menikmati kuliner khas Pekalongan di Warung Makan Tjukup, membeli batik di Pasar Grosir Setono, dan jalan-jalan di mall terbesar di Pekalongan yaitu Plaza Pekalongan. Okee gaess, jadi itulah catatan one day trip kami di Pekalongan. Sekian dan terimakasih 😁.
Location Map:
- Museum Batik Pekalongan
- Warung Makan "Tjukup"
- Pasar Grosir Setono
- Plaza Pekalongan
- Stasiun Pekalongan
Baca Juga