Natural Soap Bar Workshop, Belajar Bikin Sabun (Lagi!) - Catatan Ika

cat-header

Natural Soap Bar Workshop, Belajar Bikin Sabun (Lagi!)

Hari ini aku ikut 2 workshop di 2 tempat yang berbeda dalam 1 hari. Workshop pertama yang aku ikuti adalah Natural Soap Bar Workshop yang diadakan oleh Kelas Kreatif Semarang dan Teman Bhoomi. Sebelumnya di bulan Desember 2024, aku sudah pernah ikut workshop membuat sabun by Kreatif Workshop dan Teman Bhoomi. Edisi masih penasaran, aku ikutan lagi dong soalnya soap bar, jadi kukira bakalan belajar bikin sabun batangan yang bentuk kotak gitu. Kali ini biayanya sedikit lebih mahal yaitu 160K. Kebetulan workshop nya di Tentrem Mall, jadi bisa jalan-jalan dulu deh, window shopping di mall yang terletak di Jalan Gajahmada Semarang ini. 


Natural Soap Bar Workshop by Kelas Kreatif Semarang & Teman Bhoomi

Tentrem Mall, mall dengan penampakan akuarium raksasa

Menjelang Imlek, mall jadi cantik dengan banyaknya lampion merah 🎈


Oke cuss bahas workshop sabunnya yaa... 😀 Sebenarnya aku agak sedikit kecewa karena kukira tuh bakalan bikin sabun batangan bentuk kotak gitu 😅, eh ternyata bikin bentuk cupcake lagi, persis sama kayak pas aku ikut workshop sabun Teman Bhoomi di Kreatif Workshop. Tapi ya ga papa deh, walau resep sabunnya sama, itung-itung aku mantepin skill membuat sabun lagi. Apalagi ternyata ada beberapa hal yang aku baru tau tentang sabun di workshop ini. So here we go! 💪


Aneka bahan dan peralatan sudah disediakan

Workshop nyaman dan adem di Tentrem Mall

Memperhatikan penjelasan Mbak Kristi dengan seksama


Mbak Kristi selaku owner Teman Bhoomi menjelaskan panjang lebar step by step membuat sabun. Para peserta workshop antusias mendengarkan dengan seksama, terutama di bagian penjelasan reaksi kimia (saponifikasi) yang lumayan njelimet. Untuk resep dan langkah-langkah pembuatan sabun sama persis dengan yang aku ikuti di workshop Cupcake Worksoap by Kreatif Workshop. 


Mencampur NaOH ke Aquadest dan menakar essential oil


First, aku menakar dulu aquadest dan NaOH dengan timbangan digital, kemudian aku campur sampai rata. Selanjutnya aku menakar minyak kelapa (hard oil) dan minyak castor (soft oil). Nah disini aku baru tau kalo ternyata persentase hard oil vs soft oil itu sebaiknya hard oil 40% dan soft oil 30%. Hard oil itu yang berperan untuk pembentukan dari sabunnya sendiri dan yang bikin sabunnya jadi banyak busa 🧼. Makin banyak hard oil, makin keras sabunnya, dan makin banyak busa yang dihasilkan. Contoh hard oil yaitu minyak kelapa. Sedangkan yang termasuk soft oil adalah castor oil, sunflower oil, dan olive oil. Fungsinya untuk melembapkan dan menutrisi kulit.


Mix larutan NaOH, minyak, dan essential oil dengan hand whisk


Nah ada 1 proses yang beda disini kalo dibandingkan dengan workshop sabun sebelumnya yang aku ikuti. Di workshop sebelumnya, essential oil dimasukkan setelah proses pencampuran larutan NaOH ke minyak. Tapi di workshop hari ini, essential oil nya dimasukkan di minyak dulu lalu dilanjutkan pencampuran larutan NaOH. Nah sepertinya ini yang bakalan bikin sabunku kali ini agak "laen" alias agak "gagal", hiks hiks 😅. 


Adonan sabun diberi pewarna dan ini hasilnya setelah di tuang ke cetakan 👆


Jadi aku tu pake 2 essential oil yaitu peppermint dan geranium. 2 oil ini aku masukkan ke minyaknya sesuai instruksi dari Mbak Kristi hari ini. Nah di proses mix dengan larutan NaOH pake hand whisk, waktu yang dibutuhkan sampai ready tuh lama banget loh 😑. Jadi sepertinya essential oil ini yang bikin problema di pembuatan sabunku kali ini. 


Lama bener padatnya, walhasil toppingnya tenggelam semua, wkwk 😆


Eniwei, ketika akhirnya ready, adonan sabun aku campur dengan pewarna natural yaitu spirulina dan oat.  Aku juga pake pewarna buatan warna tosca. Harusnya sih hasilnya cakep yaaa tapi berhubung padatnya lama, walhasil topping yang aku taruh diatas adonan sabun ini tenggelam semua. Jadi tampilannya gak estetik sama sekali, hiks hiks 😩. Apalagi setelah aku tambahin pewarna alami charcoal dan taburan lavender, tampilannya makin "agak laen", wkwk 😅. Tapi ya sudahlah gak papa, namanya juga masih proses belajar. Mbak Kristi juga bilang kalau pembuatan sabun memang perlu banyak praktek. Oh ya, sebelum dibawa pulang, sebaiknya lapisi sabun dengan larutan ispa supaya teksturnya lebih padat dan aman selama perjalanan pulang. 


Sabun baru bisa dikeluarkan dari cetakan setelah minimal 24 - 48 jam. Kemudian didiamkan / diangin-anginkan selama 4 - 6 minggu, baru deh sabunnya bisa digunakan untuk mandi atau cuci tangan 🧼.  


Ini hasilnya setelah dikeluarkan dari cetakan


Terus hal lain yang aku baru tau adalah "soap is like a wine" dan sabun tidak ada expiry date. Jadi semakin lama didiamkan, maka akan semakin bagus untuk digunakan. Ibarat wine yang makin lama didiamkan, maka taste nya semakin enak. Tapi sejujurnya aku agak ragu sama apa yang dibilang Mbak Kristi ini. Soalnya setelah aku googling, sabun memang gak ada expiry date, tapi seiring berjalannya waktu, tingkat efektifitasnya makin menurun. Apalagi minyak, essential oil, atau bahan tambahan (misal oat, biji kopi) kan ada expiry date nya. Nah ini bisa menyebabkan jamur pada sabun atau baunya jadi tengik. Nah kalo sudah begitu, sabun harusnya tidak digunakan sih. Tapi selama masih bisa menghasilkan busa, sabun tetap bisa digunakan. Dari hasil googling, sabun komersial pada umumnya tahan 2-3 tahun, sabun natural tahan 1 tahun, dan sabun cair tahan 1-2 tahun. 


Oke deh, tuntas sudah workshop pertama yang aku ikuti hari ini, yaitu Natural Soap Bar Workshop by Kelas Kreatif Semarang dan Teman Bhoomi. Acara yang berlangsung dari jam 11 sampai 1.30 siang ini mantap dan daging banget pokoknya 👍. Thank you KKS X Teman Bhoomi! 💚


Berhubung workshop selanjutnya diadakan jam 2, aku buru-buru pesan GoCar dan cuss menuju ke Tomoro Coffee Singosari Pleburan untuk ikutan Coaster Painting Workshop by Kreatif Workshop.


Location: Tentrem Mall Semarang      

Baca Juga